Sabtu, 31 Desember 2011

Tugas Review Historiografi Mario 7

Pemahaman Sejarah : Tinjauan Mengenai Kebenaran dan Penulisan

            Definisi sejarah setidaknya dapat diketahui dari penjelasan yang ada di Concise Oxford Dictionary (1964), yaitu suatu catatan yang sistematis dalam menjelaskan kejadian yang ada di masyarakat, selain itu juga tentang dinamika negara yang berkaitan dengan keberadaan manusia dan benda-benda yang digunakan. Dalam pengertian yang lain juga disebutkan bahwa sejarah adalah rangkaian kejadian yang berkaitan dengan bangsa, dalam hal ini maka sejarah adalah totalitas dari seluruh kejadian, sedangkan penjelasan dari Oxford Dictionary adalah menekankan tentang narasi kronologis yang dapat disusun, dimana elemen dari masa lalu yang penting merupakan sebuah penjelasan tentang dunia yang kita alami.
            Sejak munculnya definisi dari Oxford Dictionary maka telah banyak berpengaruh bagi sejarawan, para sejarawan dipaksa untuk bertanya mengapa mereka menetapkan pilihannya. Sejarah Profesional Modern (SPM) telah mencerminkan hubungan yang erat antara ilmu yang baru dengan negara modern, sejarah nyata adalah sebuah rekonstruksi dari apa yang sebenarnya terjadi, hal ini biasanya Inggris dan Perancis memegang peranan penting karena kedua negara itu terdapat kekuasaan yang dipegang oleh kelompok elit. Heather Sutherland merupakan sejarawan yang terkenal dalam pembahasan sejarah mengenai “Elit Birokrasi”, hal ini telah menjadi suatu cirri khas dari spesialisasi yang dimilikinya. Ada sedikit pertentangan dari penjelasan Sutherland yang dirasa kurang efisien, dimana ia mempertentangkan antara istilah “Islam dan Cina” dengan istilah “Barat” (yang dikutip dari Huntington), hal ini jelas menjadi suatu kontradiktif yang tidak sepadan. Istilah pertentangan seharusnya dibandingkan dengan yang sepadan, seperti Islam vs Kristen, Islam vs Yahudi, Barat vs Timur, Cina vs Inggris, dan Asia vs Eropa. Dengan begitu maka dapat lebih detail dalam hal pertentangan dan perbandingan yang sejenis.
            Fukuyama menyatakan bahwa keruntuhan Uni Sovyet adalah sebagai pertanda tentang akhir sejarah, hal ini telah menjadi sesuatu yang implisit dan pesimisme, dimana ada klaim tentang berakhirlah semua sejarah yang ada di dunia. Saya tidak setuju dengan ide itu dengan alasan bahwa sejarah sebenarnya akan terus hidup hingga akhir zaman, jika tolok ukur tentang keruntuhan pada istilah peradaban maka saya setuju (seperti teori A. Toynbee), namun jika hal itu ditujukan pada realitas sejarah maka saya tidak setuju, asumsi saya adalah sejarah memiliki sifat yang kekal (abadi) hingga akhir zaman, meskipun orang yang bersangkutan telah mati namun bagi orang yang hidup dan mengetahui kehidupan tokoh itu maka akan menjadi sebuah memory yang tersendiri.
            Beberapa penulis mengatakan bahwa sejarah adalah lebih dekat dengan sastra dibandingkan dengan ilmu pengetahuan, hal ini telah dipelopori oleh Hayden White (bapak sejarah postmodern), dimana ia telah menerbitkan karya “Metahistory : The Historical Imagination in Nineteenth Century in Europe”. Banyak perbedaan yang menghiasi pemikiran para sejarawan, yaitu dari sejarawan tradisional, sejarawan modern, hingga sejarawan postmodern. Berbagai pertentangan it uterus terjadi perselisihan dan muncul sikap penolakan antar pemikiran masing-masing kelompok sejarawan. Sutherland mencoba untuk memfokuskan pada masalah teoritis dan praktis, maslah filosofis juga tidak dapat dihindarkan yaitu tentang istilah “kebenaran”, otoritas dalam sebuah sejarah juga memiliki fungsi yang penting, dimana hal itu menjadi sebuah tantangan dalam metodologi.
            Epistemologi adalah kajian filsafat tentang ilmu pengetahuan, yaitu bagaimana kita mengetahui sesuatu dan apa hubungan pengetahuan itu dengan kebenaran. Kebenaran pada dasarnya tidak bersifat tunggal dan masing-masing manusia memiliki perspektif kebenaran yang berbeda, hal ini juga menjadi penekanan saya bahwa kebenaran adalah bersifat ganda, lalu dalam proses selanjutnya akan menciptakan suatu otoritas yang digunakan oleh masing-masing manusia. Dalam penjelasan tentang istilah “kebenaran” ini maka tidak hanya berhubungan dengan aspek metodologis dalam sejarah, tetapi juga berkaitan dengan “kebenaran” dalam logika pemikiran ilmiah (seperti yang banyak dijelaskan oleh Karl Popper dalam studi filsafat).
            Perkembangan zaman yang ditempuh oleh sejarah Eropa adalah meninjau tentang proses mencapai modernisasi (dari era klasik, era pertengahan, hingga era modern), sedangkan dinamika yang muncul dalam sejarah Indonesia adalah berupa pergantian kekuasaan (rezim), yaitu dengan cara konfrontasi untuk mengambil alih power dalam negara. Kondisi politik selalu membentuk konstruksi sejarah, adakalanya dalam suatu pergolakan telah muncul istilah “radikalisme”. Eric Hiariej menjelaskan bahwa sikap radikal juga diperlukan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, dimana sikap radikal dapat mendukung untuk membangun negara dengan pemikiran kreatif, namun Eric tidak setuju jika radikalisme itu disalahgunakan, dimana penyalahgunaan itu akan mengarah pada kekerasan (violence) dan akhirnya menjadi terorisme. Budiawan juga menyatakan bahwa sejarawan merupakan seseorang yang ditakuti oleh pemerintahan Rusia (era kekuasaan Vladmir Puttin), dimana seorang sejarawan memiliki potensi yang berbahaya yaitu dapat membongkar tentang keburukan para elit pemegang kekuasaan negara.
            Teori adalah sebuah instrumen yang berguna untuk mengidentifikasikan hubungan yang memiliki sifat potensial, jika dihadapkan dengan variabel yang banyak maka penerapan teori secara spesifik juga sulit untuk diterapkan, oleh karena itu maka mayoritas sejarawan cenderung menggunakan teori yang tidak terlalu ketat. C.A. Bayly telah menerbitkan sebuah karya besar sejarah pada tahun 2004, yaitu “The Birth of the Modern World 1780-1914”, dalam karya itu Bayly menentang sikap keistimewaan dunia Barat, namun dalam prakteknya ia juga menentang cara pandang yang relativisme total, Bayly lebih menekankan pada sejarah global yang terdapat hubungan saling keterkaitan antar aspek (ada proses kausalitas). Di akhir pembahasan maka Sutherland mengatakan bahwa seorang sejarawan sudah sepantasnya untuk berkaca pada masa lalu (dalam melihat masa kini), karena dengan adanya sikap kesadaran diri dan pemikiran kritis (dalam profesi sejarah) maka dapat menggambarkan realitas masa lalu agar lebih bermakna, kemampuan manusia pada dasarnya terus berkembang dari zaman ke zaman, oleh karena itu maka diharapkan agar dapat menciptakan sebuah interpretasi yang lebih realistis dan efisien dalam menggambarkan realitas sejarah yang ada di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!