Sabtu, 12 November 2011

Tugas Review Historiografi Martina Safitry 3

Penggunaan Sumber Tradisional dalam History of Java

Dalam pembahasan tugas historiografi kali ini saya ingin mengemukakan terlebih dulu biodata singkat penulisnya. Donald E. Weatherbee atau yang juga dikenal sebagai Donal S. Russell adalah seorang professor emeritus dari University of South Carolina. Ia menyelesaikan pendidikan akademis di Bates College dan Hopkins School of Advanced International Studies dengan spesialisasi politik dan relasi internasional Asia Tenggara. Sebagai seorang akademisi yang fokus pada kajian Asia Tenggara, Donald pernah mengajar di beberapa universitas ternama di Asia Tenggara antara lain; Universitas Gajah Mada, Universitas Chulalongkorn Thailand, dan Universitas Kebangsaan di Malaysia.
Artikel ini membahas mengenai sumber-sumber Raffles dalam History of Java yang menggunakan historiografi tradisional Jawa dan koleksi dari Mackenzie. Banyak hal menarik yang bisa diangkat dalam tulisan ini. Saya menggarisbawahi tentang bagaimana Raffles memperoleh sumber-sumber tradisional Jawa dan bagaimana ia memperlakukan sumber yang ada.
Raffles mengklaim bahwa penulisannya didasarkan pada tulisan asli penduduk lokal. Ia tidak banyak menyebutkan sumber yang ditulis dan dikumpulkan oleh orang non-lokal. Koleksi Mackenzie digunakan Raffles karena memuat banyak historiografi lokal dan juga naskah Middelkoop yang dikutip Raffles pada bab 10 buku History of Java. Raffles memanfaatkan kedudukannya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk mengumpulkan sumber tradisional dengan mengerahkan seluruh aparatur pemerintahan baik orang Eropa maupun kaum Pribuminya. Mackenzie memperoleh banyak naskah penting tradisional karena kedudukannya sebagai kepala ekspedisi Inggris di Jawa. Dalam penelusurannya, Mackenzie dibantu oleh F. von Wickelman dan J.G. Vincent untuk mencari dan menerjemahkan sumber lokal tersebut. Baik Wickelman dan Vincent sama-sama melakukan kesalahpahaman dalam menerjemahkan sumber. Misalnya dalam penafsiran tanggal atau waktu Jawa yang juga beberapa istilah Jawa yang tidak mereka pahami dengan baik. Bagi peneliti asing pada waktu itu, mereka sulit mengerti naskah-naskah tradisional karena penulisannya masih bercampur dengan unsur mitos dan spiritual. Akhirnya Mackenzie dibantu oleh Sura Adimenggala[1] untuk menerjemahkan sumber-sumber lokalnya.
Pada dasarnya Raffles banyak melancarkan kritik terhadap Belanda karena tidak mempelajari langsung daerah koloninya padahal Belanda sudah bercokol hampir satu abad di Hindia Belanda. Berkontradiksi dengan kritik dan sentimennya terhadap Belanda, Raffles sendiri menggunakan sumber yang dikumpulkan oleh orang Belanda yaitu Jacob Albert van Middelkoop dan Nicolaas Engelhard. Bisa disimpulkan di sini bahwa Raffles dan Mackenzie menggunakan sumber yang hampir sama.
Menarik untuk dikemukakan bahwa baik Raffles, Mackenzie dan Middelkoop menyadari bahwa sesuatu yang mereka buat dikemudian hari akan sangat berguna bagi penulisan sejarah. Hal ini sejalan dengan pendapat C.C. Berg bahwa naskah Jawa yang pada saat pemunculannya digunakan untuk tujuan pengucapan mantra gaib, dikemudian hari bisa menjadi gambaran mengenai masa lalu (gambaran Jawa pada masa lalu) (1995:71).[2] Sejarawan Indonesia selayaknya bisa memanfaatkan sumber-sumber lokal yang ada. Pemahaman bahasa dan budaya adalah kelebihan yang dimiliki oleh sejarawan lokal dibandingkan dengan penulis asing.
Berkaitan dengan penulis asing, apabila tulisan Donald ini ditelaah lebih lanjut, terlihat bahwa Donald sangat menguasai literasi dan narasi sejarah Jawa. Hal tersebut bisa terlihat dari pemilihan narasi sejarah Jawa dengan memperbandingkan ketiga tulisan Raffles, Mackenzie dan Middelkoop. Donald dengan baik dapat menghubungkan dan mencari kelebihan dan kelemahan dari naskah-naskah tersebut. Barangkali bisa dianggap wajar oleh karena memang Donald adalah seorang yang concern kepada kajian politik dan sosial di Asia Tenggara dan pernah tinggal beberapa waktu di Jawa.



[1] Sura Adimenggala adalah paman dari Raden Saleh. Ada hubungan timbal balik yang menguntungan antara penguasa lokal dengan pemerintah kolonial karena mereka mendapat kedudukan yang luas dan keturunannya banyak yang diangkat sebagai orang-orang penting di Jawa, contohnya saja keluarga besar Kyai Ngabehi Kertoboso Bustaman. Hasja W. Bachtiar “Raden Saleh; Bangsawan, Pelukis dan Ilmuan” dalam Raden Saleh; Anak Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme. Komunitas Bambu: Jakarta. 2009

[2] Sudjatmoko dkk. Historiografi Indonesia; Sebuah Pengantar. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!