Sabtu, 12 November 2011

Tugas Review Historiografi Suharto 4

Abad ke 18 sebagai kategori dalam penulisan sejarah Indonesia

Beberapa abad sebelum dikenal sebagai suatu wilayah yang dikuasai Belanda, Indonesia sebenarnya sudah memiliki catatan tersendiri. Nama Nusantara yang banyak disebut-sebut oleh penulis asli negeri kepulauan pada dasarnya merupakan sejarah yang cukup unik dalam balutan mitos yang sarat cerita supranatural atau mitos. Van leur membuat sejarah Belanda pada awal abad sangat mencengangkan. Cara pandang yang sebelumnya sangat Cauvin Belanda utama para penulis sejarah klasik Nederland, menjadi cukup terkejut membaca paparan tulisan Van Leur yang sangat liar dan banyak member porsi pada sejarah Nusantara. Pada tulisan ini Van Leur mengkritik alur sejarah yang ditulis oleh Prof. Godée yang membicarakan abad ke 18. Apabila Prof. Godée membicarakan abad ke 18, abad yang cukup angkuh bagi Belanda, karena dengan datangnya Belanda di Nusantara menurutnya betapa besar kekuasaan Belanda atas negeri jajahan sehingga segala apa yang ada di negeri jajahan tidak lebih hanya angin lalu belaka.
Indonesia lama punya Majapahit, Mataram, Makassar, Aceh seakan-akan lenyap tiada kabar, ternyata oleh Van Leur dianggap tidak benar. Dia membuat kronologi yang cukup retorik dengan member beberapa pertanyaan yang sangat cerdas. Pada abad ini Van Leur membuat deskripsi yang sangat indah tentang negeri-negeri Timur. Paparannya yang luar biasa terhadap betapa luasnya kekaisaran China serta berjuta-juta penduduk India serta betapa megahnya Iran membuat pembicaraan sejarah Belanda berkaitan dengan Indonesia menjadi agak lain.
Tidak mudah untuk membuat perbandingan pada masa yang cukup panjang. Van Leur menyayangkan para penulis sejarawan Belanda yang hanya melihat bahwa Indonesia miskin karena kutukan belaka atau bodoh karena bawaan suatu bangsa. Dia menyoroti bagaimana perimbangan yang ada bahwa dinasti Mogol di India yang membuat bentang sangat kuat, maupun istana China yang sangat megah serta kekaisaran Jepang yang mantap. Tentu berbeda dengan beberapa Keraton Jawa yang memang tidak seagung milik para raja Asia tersebut tetapi Jawa menurut Rouffer merupakan pencapaian tersendiri dalam hal kebudayaan yang memang halus dan eksotis. Cara memandang pihak Asia yang serba minor karena mereka kalah dalam peperangan serta tidak menunjukkan cita rasa menjadi ironi. Dia membuat contoh bagaimana generasi awal pelayaran Belanda yang tidak segan merampok maupun merampas serta membajak menjadi terlupakan. Segala sumpah serapah untuk Pribumi bagi Van Leur sebenarnya tidak tepat, sejarah ditulis dalam bentuk emosi yang berlebihan. Gagasan bahwa sejarah lebih proporsional merupakan cara pandang yang sangat maju. Pencapaian para pemimpin Nusantara seperti Cakraningrat, Mangkubumi serta Raden Mas Said seharusnya member inspirasi tersendiri bagi sejarawan Belanda tentang negeri Jajahan. Kehebatan Speelman, Harting, Hobendorp harus memiliki kesadaran penuh bahwa Arung Palaka, Raja Bugis, juga seorang yang hebat. Pada sisi yang lain, kemiskinan yang parah pada abad ini bagi Pribumi sebenarnya juga karena peranan Belanda yang memonopoli perdagangan pada masa-masa itu. Bagaimanapun Jawa sebagai representasi Nusantara yang lain tidak memiliki beberapa keunggulan yang berbeda dengan Eropa khususnya dengan Belanda.
Menjelang abad 15 sampai 16 Jawa mampu berdagang melintasi berbagai negeri yang mengandalkan beras sebagai bahan ekspor yang membuat raja Jawa cukup kaya dan makmur. Abad 17 Jawa juga memiliki ekspor tentang rempah-rempah yang cukup besar dalam skala pedagang masa itu, sedangkan pada abad 18 Jawa membuat kapal-kapal besar berisi penuh karena kopi dan tebu sebagai ekspor. Jawa berbelanja kain indah dan berkilo-kilo emas telah membuktikan bahwa pada awal-awal sebelum penemuan kapitalisme modern, Jawa tidak miskin seperti bayangan sejarawan kolonial. Belanda ada fase ternyata dalam perdagangan Jawa lebih baik dibanding Belanda klasik. Kemajuan Eropa pada abad-abad yang belakangan sebenarnya tidak bisa digunakan untuk membuat sudut pandang tentang negeri Jawa pada masa yang bersamaan. Penduduk Jawa oleh Belanda sebenarnya merupakan kesusksesan luar biasa dari bangsa Belanda seharusnya memiliki esensi yang berbeda apabila berbicara negeri jajahan atau seberang lautan yang memang dikalahkannya.
Kecerdikan Belanda dalam masalah politik bagaimana mereka bisa masuk pada segala sengketa raja-raja Nusantara tidak lepas dari kepercayaan yang terbina di Nusantara terhadap dominasi asing pada masa itu. Sejarawan Belanda tidak harus mencaci raja Pribumi dengan sebutan raja lalim atau memiliki rakyat budak. Perkembangan yang ada setelah melihat bagaimana dalam angka perdagangan Timur ternyata pada abad ini masih lumayan bagus. Menitik beratkan pada kenyataan bahwa orang Eropa secara nyata tidak memiliki tanah seluas raja-raja dari Timur serta penduduk yang besar member gambaran bahwa Eropa memerlukan pencitraan sebagai bahan imbangan untuk mengungguli raja-raja Asia yang memang lebih hebat dalam beberapa sisi tertentu.
Jawa mampu menyelenggarakan perdagangan sendiri. Kelebihan para pedagang China, Arab, India memberi bukti bahwa tidak setiap lini kehidupan Belanda bisa masuk. Kebudayaan Jawa kraton yang halus serta bercita rasa seni yang tinggi sudah member gambaran bahwa Jawa yang lama mendapat kemajuan karena kesadaran berdagang yang mereka lakukan.
Tulisan ini menjadi istimewa karena ada usaha yang sangat berbeda dari penulisan-penulisan yang ada pada masa sebelumnya. Menulis sejarah yang kritis dari kedua sisi dengan perimbangan memang sangat sulit. Sejarawan di tuntut mampu menulis dengan adil serta tidak bias tanpa pesanan memang sesuatu yang hebat. Keunggulan tulisan Van Leur ada pada muatan sejarah yang memberi ruang dalam bentuk bagaimana mengerti masyarakat jajahan dengan cara yang berimbang. Isi dari tulisan Van Leur yang tidak biasa seperti dan umumnya orang Belanda menulis, membuat banyak pertanyaan yang kritis. Sejarawan Belanda secara akademis yang lebih muda dibanding sejarawan Inggris memang sering mengalami transisi budaya. Belanda yang di Eropa hanya pemain pinggiran bila menengok pernyataan Van Leur terdapat problematika terhadap wilayah Negara koloni. Inggris dan Perancis sebagai entitas yang Alpha tentu berbeda dalam menyikapi kasus-kasus yang ada di negeri jajahan. Tulisan ini imenjadi sangat berbobot karena mampu memunculkan debat terbuka bagaimana sejarah negeri jajahan di rekonstruksi.
Pereview merasa bahwa tulisan yang berbobot ini menjadi sasaran kritik sebenarnya cukup wajar mengingat jaman berkembangnya sejarah sebagai ilmu memang belum begitu lama. Orang menulis masa  lalunya cukup sering tetapi sejarah dikaji sebagai historiografi memerlukan penanganan yang lebih khusus. Secara umum tulisan ini sangat bagus karena mampu memunculkan cita-cita sejarawan untuk menulis sejarah secara baik dan adil. Sebenarnya tulisan menjadi lebih baik apabila Van Leur mampu memaparkan segala pengetahuan sejarahnya tidak hanya narasi tetapi lebih luas dalam data-data yang lebih mikro atau kecil yanj sering tidak tersentuh dalam penulisan sejarah yang berpihak pada manusia dan masyarakat sebagai pelaku dan actor kehidupan yang dianggap bersejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!