Jumat, 21 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Aisya Habib 4

TEORI MAHAN DAN SEJARAH KEPULAUAN INDONESIA
(J.C. Van Leur dan F.R.J. Verhoeven)

Pengantar
Karya ini menggambarkan tentang bagimana pentingnya kekuatan laut dalam menentukan jalannya sejarah. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan (1840-1914) dalam teorinya yang dituangkan dalam artikel ini yang sangat berpengaruh dan menarik perhatian bagi tokoh-tokoh penting yang ada, baik di Eropa seperti Amerika,Inggris,Prancis dan Belanda serta di luar Eropa seperti Indonesia yang dituangkan dalam berbagai hasil karya A.B Lapian yang menyajikan tentang sejarah maritim yang ada di Indonesia yang tidak terlepas dari Teori Mahan.

Karya J.C. Van Leur dan F.R.J. Verhoeven dalam artikel ini menyajikan tentang pentingnya kekuatan laut, maka tentu saja menarik ketika kita memperhatikan sebuah pernyataan perihatin yang pernah dilontarkan oleh Alfred Thayer Mahan. Ilmuan berkebangsaan Belanda ini, mengatakan bahwa: “para sejarawan pada umumnya tidak mengenal keadaan laut, karena mereka tidak menaruh perhatian khusus terhadapnya. Selain itu mereka juga tidak mempunyai pengetahuan khusus tentang laut, dan mereka tidak mengindahkan pengaruh kekuatan ini yang sangat menentukan jalannya peristiwa besar dunia”.

Pernyataan Mahan tersebut, dapat dimaknai sebagai wujud keperihatinan sekaligus tantangan bagi tanggung jawab dan kewajiban ilmiah para sejarawan. Bahkan seolah ia hendak mengajak kita untuk memberi porsi yang pantas bagi laut dalam kajian sejarah, dengan merujuk pada asumsi bahwa sederet peristiwa besar dunia tidak luput dari peran vital dunia maritim (laut).  Berdasarkan perspektif teori Mahan, ada 6 unsur yang menentukan dapat tidaknya suatu negara berkembang dengan kekuatan laut, yaitu: kedudukan geografi, bentuk tanah dan pantainya, luas wilayah, jumlah penduduk, karakter penduduk, dan sifat pemerintahnya termasuk lembaga-lembaga nasional. Aspek geografis dalam pandangan Mahan sangat penting sekali, dengan menjadikan Inggris, Belanda, dan Prancis sebagai perbandingan. Sebagai negara kepulauan, Inggris menurut beliau tidak mempunyai pembatasan darat sehingga dalam sejarahnya tidak perlu memikirkan ekspansi dan pertahanan darat. Berbeda dengan Prancis dan Belanda yang harus memperkuat pertahanan daratnya. Mengenai keadaan tanah, Mahan berpendapat bahwa Inggris dan Belanda tidak bisa menggantungkan hidup seluruhnya kepada tanahnya (berbeda dengan Prancis dan Amerika Serikat yang dikaruniai tanah yang subur), terpaksa harus mencari nafkah di laut. Demikian pentingnya letak geografis suatu wilayah, mendorong sejarawan memulai uraiannya dengan menampilkan kondisi lingkungan fisik suatu daerah.

Uraian Mahan ini lebih menunjukkan untuk pengembangan kekuatan laut Amerika, karena keenam hal itu ada pada Amerika. Namun pemikiran Mahan ini tidak mendapatkan tempat, sebab Pemerintah Amerika lebih mengembangkan pelayar untuk membuka akses perdagangan ke pedalaman.

Presiden Theodore Roosevelt (1901-1909) dan Henry Cabot Lodge (senat). Amerika mulai menganut politik ekspansi ke seberang lautan dengan menggunakan teori Mahan mereka menarik dukungan rakyat. Sejak tu Amerika lahir sebagai salah satu kekuatan dunia yang berpengaruh di dunia. Tak salah bila B. Downs (books that changed the world) memasukan buku karangan Mahan tadi menjadi buku yang merubah wajah dunia.

Nampaknya hal yang sama terjadi pada Belanda dengan berdirinya VOC yang tak lepas dari pengaruh teori Mahan. VOC tak hanya jadi persekutuan dagang tapi juga sebagai armada perang maritim yang besar. Ketika menghadapi perang pasifik, Van Leur menyadari bahwa pertahanan kepulauan Hindia Belanda membutuhkan angkatan laut yang kuat. Teori Mahan mengkaitkan dengan pembentukan daerah jajahan sebagai hal mutlak untuk perkembangan kekuatan laut, tidaklah sesuai dengan post-kolonial sekarang. Sebab proses dekolonialisasi setelah PD II melahirkan permasalahan bagi negara yang menjajah dan di jajah. Tak bisa di pungkiri, bahwa perkembangan maritim  baik dari segi kekuatan armada perang laut, perdagangan, memberikan sentuhan sejarah dunia.

Komentar
Dua karangan yang diterbitkan dalam terjemahan bahasa Indonesia ini tidak bebas pula dari pengaruh teori Mahan. Penguasaan suatu wilayah kepulauan seperti Indonesia sudah barang tentu mementingkan kekuatan maritim. Maka seorang sejarawan Belanda, Dr. J.C. Van Leur, telah membawa teori mahan kedalam uraiannya tentang sejarah kepulauan Indonesia: Mahan op den Indischen Lessenaar, XXX (1914) 576-586. Dalam hal ini Van Leur menunjukan kepada peranan Kompeni persatuan Hindia-Timur (VOC atau juga dikenal sebagai Kompeni Belanda) sebagai kekuatan maritim yang besar.

Karangan Van Leur merupakan sanggahan terhadap karangan Dr. F.R.J. Verhoeven. De Compagnie als instrument Van den oorlog ter zee 1602-1641. (kompeni sebagai alat perang di laut). Dalam tulisan Verhoeven ia menuraikan dalam karangannya yakni tentang peranan kompeni pada masa permulaannya sebagai alat perang yang bergerak dilaut dan yang berhasil mengalahkan musuh republik Belanda, khususnya Spanyol dan Portugis, serta mematakan persaingan dari pihak Inggris di perairan Indonesia.

Saya melihat dari kedua karangan ini yang walaupun saling bertolak belakang seperti halnya  Van Leur lebih menekan pada teori Mahan yang mengatakan bahwa kompeni didirikan hanya untuk kepentingan perdagangan menurut Verhoeven itu tidak tepat karna ternyata barang dagangan yang dibawah itu hanya sebagain kecil saja, bila dibandingkan dengan amunisi yang diangkutnya. Jadi menurut Verhoeven kompeni telah tumbuh menjadi alat perang di laut menjadi suatu kekuatan maritim yang besar di Asia. Namun pada intinya menurut saya kedua tulisan ini teropsesi dari teori Mahan itu sendiri. Mangapa karna dari tulisan kedua tokoh ini, enam unsur yang disampaikan oleh Mahan menggambarkan tentang situasi  dan kondisi yang terjadi semasa pemerintahan VOC di perairan Indonesia.
Jadi dari berbagai paparan tadi apabila saya kaitkan dengan Indonesia maka secara singkat bisa dikatakan bahwa sejarah maritim dalam kenyataannya merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dengan penulisan sejarah Indonesia atau historiografi Indonesia baik terkait dengan ekonomi, politik, pertumbuhan dan perkembangan kota, masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara, pertumbuhan dan perkembangan kerajaan, migrasi atau mobilitas penduduk, dan sebagainya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!