Rabu, 12 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Saiful Anwar 2

Kontrak Sosial

Hubungan ekonomi dalam perjanjian sosial antara Inggris dengan negara-negara Asia Tenggara mempengaruhi perbedaan jenis kelamin, ras dinegara-negara Asia Tenggara. Walau sebenarnya yang paling tampak adalah perbedaan antara ras Eropa sengan Ras Asia Tenggara. Jenis kelamin maupun ras menjadi topik dalam sebuah perjanjian sosial dimasa-masa awal kolonial Inggris, dimana negeri-negeri Asia Tenggara dengan tegas membedakan perbedaan jenis kelamin dan status yang ada. Antara laki-laki dengan perempuan dan antara yang tua dan muda. Tulisan ini bukan membahas tentang perbedaan jenis kelamin, tetapi membahas sebuah hubungan ekonomi dari sejarah kolonial Inggris dinegara-negara Asia Tenggara yang berhubungan dengan jenis kelamin, ras maupun status dalam sebuah kontrak sosial.

Dalam teori Adam Smith bahwa manusia itu bersifat hidup untuk bermasyarakat dan kurang dalam kehidupannya yang individualis yang selalu mementingkan diri sendiri. Pendeknya manusia adalah mahluk sosial. Manusia sangat mendambakan kebebasan terutama dibidang ekonomi tanpa campur tangan pemerintah didalamnya. Walaupun begitu menurut Adam Smith, aturan tetaplah harus dibuat agar tidak terjadi saling menindas yang akan berujung pada hukum rimba karena tanpa campur tangan pemerintah, kehidupan bernegara tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Pemikiran Adam smith sangat dipengaruhi oleh Jhon Locke yang membayangkan manusia penuh damai. Kedamaian manusia dalam masyarakat diatur oleh hukum-hukum kodrat dengan hak-hak yang tidak boleh dirampas oleh siapapun. Dalam hal ini Jhon Locke mengharapkan negara sebagai pelindung tentang kebebasan yang independen dalam masyarakat lewat kontrak sosial yang diadakan oleh individu. Dan pemerintahan yang terbentuk harus dibatasi oleh hukum dasar-dasar tertentu yang melarang pemerintah merampas hak individu dan juga hak milik.

Inggris pasca-revolusi industri menganut sistem ekonomi berdasarkan politik yang dikemukan oleh Jhon Lock dan Adam Smith. Perubahan dalam negeri pasca revolusi industri membuat Inggris menemui banyak masalah terutama persoalan pengangguran, kekuarangan bahan baku dan juga pemasaran barang-barang hasil industri. Saat itu Inggris menganut sistem yang akhirnya ipakai oleh Raffles di negara-negara Asia Tenggara, yaitu Merkantilisme. Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan untuk memperbanyak aset dan modal yang dimiliki suatu negara.

Awal dari penggunaan politik ini semata-mata adalah untuk keuntungan negeri Inggris di negara-negara koloni terutama di Asia Tenggara. Ternyata di negeri koloni ini banyak ditemui wilayah dengan sistem pemerintahannya yang despotis. Awalnya ini sangat menguntungkan hubungan ekonomi yang akan dijalin bagi Inggris karena sangat memudahkan mereka mengadakan perjanjian tanpa menemui kendala berarti.

Seiring waktu berjalan politik merkantilisme tidaklah selalu eksis dalam penerapan yang diharapkan oleh Inggris. Kebebasan yang diagungkan berbenturan dengan teori yang pernah dikemukan oleh Adam Smith dan Jhon Lock tentang kebebasan yang independen dan pelarangan akan perampasan hak individu. Despotisme yang terbentuk dinegara-negara Asia Tenggara menyadarkan Inggris, aktornya Marsden dan Raffles untuk berbuat sesuatu dalam membentuk negara-negara Asia Tenggara lebih beradab sesuai dengan kemanusiaannya. Dengan pendirian mereka, negara-negara Asia Tenggara dengan despotisme-nya harus berubah kearah yang lebih beradab. Suara-suara rakyat perlu dihadirkan ketengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga tercipta apa yang disebut dengan “Kontrak Sosial”. Hanya saja ada yang terlupakan disini bahwa perubahan arah despotisme pada negara-negara Asia Tenggara tidak sejalan dengan hubungan negara-negara Asia Tenggara dengan Inggris. Kontrak sosial yang dibangun dinegara koloni tidak untuk kontrak antara Inggris dengan negara koloni tetapi hanya untuk negeri koloni itu sendiri antar masyarakat dan penguasanya. Sedangkan Inggris masih tetap memepertahankan politik Merkantilisme dalam hubungan sosial dan ekonomi. Sejarah mencatat ini dengan peperangan antar mereka pada masa-masa kekuasaan Inggris masih tertancap keras dinegeri-negeri Asia Tenggara hingga negeri koloni itu akhirnya memerdekakan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!