Sabtu, 08 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Yuli Astriani 1


Fungsi Struktur Organisasi dan Mitos dalam Historiografi Jawa

Anthony H. Johns adalah seorang Profesor Sastra dan Bahasa Indonesia dari Universitas Nasional Australia. Ia mendapatkan gelah Ph.D., dari Universitas London pada Sekolah Studi Oriental dan Afrika. Ia menulis tesis tentang Sufism in World Melayu (1954). Dalam artikelnya ia menulis tentang sumber historiografi tradisional masyarakat Jawa yang berasal dari Babad Tanah Jawi dan Pararaton. Menurut Ricklefs, karya sastra memang dapat mempunyai struktur yang otonom, tetapi bukan berarti sejarawan tidak dapat menemukan sejarah didalamnya.Hal ini membuktikan bahwa dalam karya sastra juga terdapat unsur-unsur sejarah. Oleh karena itu, seorang sejarawan harus menggunakan metode-metode khusus untuk menemukan fakta sejarah dari sebuah karya sastra. Dalam hal ini pendekatan sejarah kritis sangat diperlukan.
Di antara karya kesusastraan Jawa salah satu karya yang penting adalah babad. Babad merupakan kronik-kronik yang panjang dan terperinci. Babad digolongkan sebagai karya sastra. Walaupun demikian babad memiliki kedudukan yang penting dalam penulisan sejarah, karena babad banyak menceritakan tentang sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan, atau kejadian-kejadian tertentu.
Meskipun demikian, unsur-unsur yang tidak terkandung dalam fakta sejarah haruslah diteliti terlebih dahulu. Karena dalam babad memiliki sifat penulisan, yaitu dibuat oleh karya-karya pada zaman kerajaan, bersifat istana sentris, dan dilingkupi oleh mitos. Biasanya babad di tulis oleh seorang pujangga dari kerajaan. Sekalipun babad sering tidak konsisten dibandingkan sumber-sumber dari Belanda. Tetapi babad digunakan untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari sumber Belanda. Babad tidak hanya penting sebagai sumber fakta dan sudut pandang yang tidak terdapat pada sumber-sumber Belanda. Babad tidaklah dapat berdiri sendiri. Sebagai teks, babad harus dikaitkan dengan teks-teks lainnya. Dalam menggunakan sumber seperti Babad diperlukan suatu pendekatan sejarah kritis supaya kita dapat memisahkan antara mitos dan fakta.
Selain Babad Tanah Jawi, Anthony H. Johns menceritakan mengenai pararaton, menurutnya beberapa bagian Pararaton tidak dapat dianggap merupakan fakta-fakta sejarah. Terutama pada bagian awal, antara fakta dan fiksi serta khayalan dan kenyataan saling berbaur. C.C. Berg berpendapat bahwa teks-teks tersebut secara keseluruhan supranatural dan ahistoris, serta dibuat bukan dengan tujuan untuk merekam masa lalu melainkan untuk menentukan kejadian-kejadian di masa depan. Namun menurut Anthony H. Johns, meskipun demikian sebagian besar pakar dapat menerima pada tingkat tertentu kesejarahan dari Pararaton, dengan memperhatikan kesamaan-kesamaan yang terdapat pada inskripsi-inskripsi lain serta sumber-sumber China, serta menerima lingkup referensi naskah tersebut dimana suatu interpretasi mengenai fakta sejarah dapat ditemukan.
Hal yang harus di pahami dari sumber-sumber historiografi tradisional seperti Babad Tanah Jawi dan Pararaton adalah, bahwa naskah tersebut ditulis dalam pemahaman kerajaan masyarakat Jawa. Raja melambangkan lingkup kekuasaan Jawa, pengejawantahan suci dari negara secara keseluruhan, sebagaimana istananya yang dianggap mikrokosmos dari keadaan makrokosmos. Seorang raja atau pendiri suatu dinasti dianggap memiliki derajat kedewaan, dimana kedudukannya jauh lebih tinggi daripada orang biasa. J.J. Ras membandingkan Pararaton secara berturut-turut dengan Prasasti Canggal (732), Prasasti Siwagrha (Śivagŗha) (856), Calcuta Stone (1041) dan Babad Tanah Jawi (1836). Perbandingan tersebut menunjukkan kesamaan-kesamaan yang jelas dalam karakter, struktur dan fungsi dari teks-teks tersebut serta kesamaan dengan teks-teks historiografi Melayu. J.J. Ras menyarankan pengelompokan jenis teks-teks tertentu dari seluruh wilayah Indonesia menjadi suatu aliran sastra tersendiri, yaitu ‘kronik pemerintahan’ atau ‘kitab raja-raja’, yang merupakan historiografi tradisional yang ditulis demi melegitimasi kekuasaan raja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!