Jumat, 21 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Jhon Purba 3

Raffles’ Source for Traditional Javanese Historigraphy
and the Mackenzie Collections
Kritikan Donald E. Wheatherbee Terhadap “History Of Java” Karya Raffles

Ada empat hal yang menarik dari tulisan Donald ini, yakni posisi Raffles dalam penulisan sejarah Jawa, metode mendapatkan sumber, hubungan Raffles dengan Mackenzie, dan perbandingan koleksi Middelkoop dengan tulisan Raffles. Raffles yang lahir pada 6 Juli 1781 ini memiliki pengalaman sebagai juru tulis di Perusahaan India Timur. Kecerdasannya telah mengantarkannya pada posisi Gubernur Jawa dari September 1811 sampai dengan bulan Maret 1816. Pada periode inilah Raffles banyak mengkaji sejarah Jawa.

Kemampuan Raffles berdiplomasi dengan pihak kerajaan Jawa, sikapnya yang terlihat humanis, serta didukung kemampuan finansial, telah memuluskan niatnya untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sehingga dia bisa menggerakkan timnya maupun pihak kerajaan untuk mengumpulkan sumber. Seperti yang diklaim Raffles bahwa sumber-sumbernya berasal dari tulisan asli yang diberikan oleh Panembahan Sumenep, Sekretaris Pangeran Adipati dari Surakarta, dan terakhir Kyai Adipati Demak. Meskipun demikian, Raffles banyak menggunakan refrensi dari koleksi Mackenzie.

Mackenzie yang hanya menetap di Jawa dari Juli 1811 hingga Juli 1813 memang bisa dikatakan kurang atau terbatas dalam melakukan penyelidikan sejarah di Jawa. Meskipun demikian, dia berhasil menyalin beberapa naskah Jawa yang berasal dari perpustakaan Keraton Yogyakarta. Menariknya, metode penyelidikan Mackenzie melibatkan bupati, memiliki agen (perantara) yakni F.von Wickelmann untuk mencari arsip dan menerjemahkannya di J.G. Vincent. Vincent yang sudah ada di Jawa sejak 1772 ini membantu menerjemahkan dari bahasa Jawa.

Sebelum Mackenzie pulang ke India, pada Juni 1812 dia menemani Raffles pada ekspedisi Jawa Tengah. Dari sini bisa dilihat bahwa komunikasi mereka berhubungan dengan pengumpulan sumber-sumber sejarah Jawa. Hingga tahun 1813 berada di Jawa, Mackenzie tetap menerima naskah-naskah dalam salinan asli, bahkan ketika ia pun berada di India. Naskah-naskah inilah yang dialihkan kepada Perusahaan India Timur ketika Mackenzie meninggal pada 1822. Naskah ini disebut sebagai Koleksi 1822.

Di sisi lain disebutkan bahwa data-data sejarah Jawa diperoleh Mackenzie dari koleksi Middelkoop (orang Belanda yang sudah berada di Jawa sejak 1793), yang sudah delapan tahun duluan berada di Jawa.  Hal ini disebutkan karena koleksi Mackenzie menggunakan bahasa Belanda asli yang dianggap telah menjiplak koleksi Middelkoop. Selain itu, pada 1812 disebutkan bahwa Middelkoop memberikan data-data Sejarah Jawa kepada Raffles.

Selanjutnya tulisan Donald ini membandingkan antara tulisan Raffles dengan Middelkoop yang dianggap memiliki kemiripan. Perbandingan itu lebih condong menyoroti bahwa tulisan-tulisan Raffles itu merupakan reproduksi dari tulisan Middelkoop. Memang Middelkoop lebih dulu tinggal di Jawa dan bahkan lebih lama tinggal di Jawa dibandingkan dengan Raffles sehingga memungkinkannya lebih dulu mendapat sumber-sumber sejarah Jawa.

Meskipun demikian, waktu Raffles yang hanya empat setengah tahun di Jawa bisa mendapatkan sumber yang banyak karena dalam penyelidikannya menggerakkan banyak pihak dalam menulis sejarah Jawa. Sementara pihak Belanda yang sudah ada di Jawa sekitar dua abad, belum mengkaji sejarah Jawa secara. Keberhasilan Raffles dalam menulis sejarah Jawa ini bisa jadi menimbulkan kecemburuan dari peneliti Belanda.          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!