Sabtu, 08 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Galuh Ambar Sasi 1


Membaca dan Menemukan Realisme Sejarah (dalam) Historiografi Tradisional


Sebagai bahan diskusi perdana kita, saya membaca dan menyoroti tulisan Anthony H. Jhons; The Role of Stuctural Organisation and Myth in Javanese Historiography. Dari pembacaan singkat yang saya lakukan atas artikel tersebut, saya sampai pada kesimpulan bahwa disamping memuat mitos, karya tradisional, juga memiliki realisme sejarah atau fakta, sama seperti halnya historiografi modern. Fakta itulah, yang kiranya dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh sejarawan sebagai pedoman untuk membaca pola kesejarahan suatu masyarakat yang ingin diteliti—tentunya, setelah melalui kritik sumber.
Berbicara soal karya tradisional sebagai salah satu bentuk historiografi, kiranya kurang lengkap tanpa mengupas metode sejarah, hal yang acap menjadi perdebatan soal masuk tidaknya karya tradisional sebagai tulisan sejarah. Dari membaca tulisan Jhons, setidaknya ada tiga hal yang penting untuk dicermati ketika kita ingin mengaitkannya dengan metode sejarah. Ketiga hal yang saya maksudkan ialah kedudukan pengarang atau pujangga; sumber penulisan; serta fakta sejarah.
Pertama, pujangga. Sebagaimana kita ketahui, pujangga merupakan bagian dari abdi raja yang memiliki tugas khusus, yakni menulis berbagai karangan soal raja dan kerajaan. Tepatnya, menyoroti aspek politik, perang, dan keluarga. Oleh sebab itu, kemudian dapat dipahami bahwa historiografi tradisional, banyak bicara soal ‘orang-orang besar’ dan sama sekali tidak menggambarkan rakyat, khususnya terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pasalnya, historiografi tradisional lebih banyak menekankan pada proses daripada struktur.
Kedua, sumber penulisan. Membaca tulisan tradisional—terkait dengan diskusi ini, maka tulisan yang dimaksud ialah Babad Tanah Jawi dan Pararaton—, kiranya kita temukan aneka ragam informasi. Darimanakah sang pujangga memperolehnya? Ternyata, jika disimak, pujangga babad dan kitab juga melakukan kerja-kerja heuristik, layaknya sejarawan. Hal menarik terkait dengan kerja heuristik yang dilakukan seorang pujangga, dengan ramalan-ramalan yang termuat. Nyatanya, ramalan-ramalan yang kerap dibubuhkan pada suatu peristiwa merupakan peristiwa yang telah terjadi.
Terakhir, fakta sejarah. Terkait dengan poin ini, hal yang ditekankan ialah bahwa babad atau kitab faktual. Nama-nama yang disebutkan dan menjadi para tokoh dalam jalinan cerita babad atau kitab, misalnya adalah nyata. Kalaupun berbeda, terbatas pada kesalahan penyebutan.
Kembali pada tulisan Jhons yang membicarakan soal model struktur organisasi dan mitos, ada beberapa hal bisa ditemukan dalam babad atau kitab. Diantaranya, seluk beluk keratuan, sifat kedewaan dari raja, pergantian raja, serta masalah tata negara seperti pembagian wilayah, kebijakan diplomasi dan taktik, dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!