Rabu, 12 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Yuli Astriani 2

Historiografi Kolonial

Buku Textual Empire yang ditulis oleh Mary Catherine merupakan kajian kritis pertama yang pernah dilakukan terhadap karya-karya yang hadir pada masa kolonialisme Inggris di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Buku Textual Empire ini berisi kajian kritis terhadap 5 karya besar yang ditulis pada masa imperialism kerajaan Inggris di Asia Tenggara yaitu : History of Sumatera oleh Willian Marsden (1783), Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava oleh Michael Symes (1795), History of Java oleh Thomas Stamford Raffles (1817),  History of the Indian Archipelago oleh John Crawfurd’s (1820), dan Mission to the East Coast of Sumatra oleh John Anderson (1826). Mary membagi kelima karya besar dalam historiografi kolonial ini, kedalam 3 sub judul, yaitu: Natural Histories (New Ways of Knowing), Conjectural Histories dan Sex, Race and the Contract. Namun untuk tugas review kali ini saya memilih bagian pertama yaitu Natural Histories (New Ways of Knowing). Natural Histories atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai sejarah alam. Mary melihat penulis karya-karya ini sebagai ilmuwan dan orang-orang yang senang melakukan perjalanan ke dunia timur untuk misi tertentu kemudian melakukan pengamatan secara langsung mengenai kondisi alam dan masyarakat.

Selain itu Mary menceritakan hubungan dan saling keterkaitan antara penulis dalam lima karya tersebut. Banyak informasi yang dicatat mengenai kondisi flora dan fauna, kondisi geografis, budaya dan keadaan masyarakat sampai kekayaan alam yang dimiliki wilayah yang dikunjungi oleh penulis karya ini pada abad ke-18 dan 19 (khususnya Sumatra, Jawa dan Birma). Sehingga menurut Mary kelima karya tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu antropologi, sejarah, linguistik, geografi, botani dan biologi. William Marsden dalam History of Sumatra misalnya, karyanya dianggap oleh banyak pembaca di Eropa merupakan karya yang paling bisa menggambarkan kondisi alam, budaya dan masyarakat Sumatra. Namun Rafless dalam History of Java yang ditulis 30 tahun setelah Marsden menulis Sejarah Sumatra, banyak mendapat kritikan karena terlalu dianggap berlebihan dalam menggambarkan kondisi alam dan masyarakat Jawa. Raffles menurut analisis Mary, deskripsinya tentang Jawa terlalu berlebihan sehingga kelihatan seperti “menjual” jawa kepada masyarakat Inggris. Sehingga konsep yang muncul dari terbitnya karya tersebut pada masa kolonial Inggris di Indonesia adalah munculnya konsep Hindia Mooi. Setelah munculnya karya-karya ini, kolonialisme dan imperialism ke dunia timur semakin gencar dilakukan oleh orang-orang Eropa. Setelah itu banyak terjadi perebutan kekuasaan terhadap wilayah-wilayah jajahan di kawasan Asia Tenggara.

Mary memberi judul penelitian tesisnya terhadap lima karya besar ini sebagai “Textual Empire”? Analisis saya terhadap hal ini adalah, karena karya-karya ini merupakan tulisan yang hadir pada masa kerajaan Inggris ketika sedang melakukan upaya kolonialisme di Asia Tenggara oleh karena itu buku yang ditulis Mary ini berisi mengenai analisis karya yang berkaitan dengan tulisan milik kerajaan Inggris pada masa kolonialisme. Analisis terhadap kelima karya besar ini bisa disebut sebagai historiografi kolonial. Salah satu ciri dari historiografi kolonial antara lain biasanya teks yang hadir pada masa kolonial ditulis oleh pejabat pemerintah kolonial yang dikirim kedaerah koloni oleh suatu kerajaan (misalnya: Inggris). Orang-orang ini sangat berperan dalam membuat karya yang terkait dengan daerah koloninya. Karya ini digolongan sebagai karya sastra kerajaan. Hal ini terkait dengan bahasa penulisan dan jiwa jaman pada saat tulisan ini dihadirkan, tentu saja perkembangan dunia keilmuan seperti sejarah dan antropologi belum seperti saat ini dan belum terdapat spesialisasi keilmuan yang fokus seperti sekarang. Namun didalam karya-karya tersebut banyak sekali informasi dan fakta mengenai kondisi alam, manusia dan budaya masyarakat sehingga saat ini disebut sebagai tulisan sejarah walaupun pada waktu karya ini ditulis oleh si penulis yang dilakukan adalah pengamatan secara antropologis.

Tujuan dari tulisan atau teks ini dihadirkan tentu saja untuk melegitimasi kekuasaan Inggris di wilayah Sumatra dan Jawa, tidak dapat dipungkiri karya seperti Sejarah Sumatra dan Sejarah Jawa dalam penulisannya menggunakan sudut pandang orientalis, yaitu bagaimana orang-orang Inggris mendeskripsikan tentang masyarakat Sumatra dan Jawa sebagai orang-orang yang primitif. Karya- karya kerajaan ini pada masanya berhasil membangun wacana pencerahan mengenai konsep diri orang Eropa dan non Eropa khususnya Inggris sehingga membentuk superioritas Eropa. Orang-orang timur dalam karya-karya tersebut dideskripsikan sebagai bangsa yang terbelakang yang memilki budaya primitif. Karya ini sangat bersifat Antropologis karena memang bertujuan untuk mengkategorikan manusia kedalam kategori masyarakat tertentu. Kritik yang lain adalah karya Raffles tentang sejarah Jawa otomatis mengalikan pandangan masyarakat di Inggris terhadap eksploitasi ekonomi dan sumber daya alam di Jawa yang diterapkan melalui sistem Landrent (sewa tanah). Dengan berakhirnya kolonialisme Inggris di Indonesia maka berakhir pula karya-karya pejabat kolonial Inggris tentang wilayah jajahannya di wilayah Timur.


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!