Kamis, 13 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Mario Adi Putra 2

SEJARAH ASIA TENGGARA DALAM CATATAN KOLONIAL
Dalam Karya “Textual Empires” by Mary Cathrine Quilty

Buku ini menceritakan tentang kisah petualangan bangsa Inggris yang datang ke Asia Tenggara, rupanya dalam petualangan itu mereka telah mencatat tentang apa saja yang terjadi di Asia Tenggara, dari karya yang dicatat itu telah menjadikan sebuah sumber sejarah yang popular, hal itu terjadi karena tidak terlepas dari publikasi yang dilakukan oleh Inggris dalam dunia internasional. Beberapa karya terkenal itu antara lain yaitu “History of Sumatra” karya William Marsden (1783), “Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava” karya  Michael Symes (1795), “History of Java” karya Thomas Stamford Raffles (1817), “History of Indian Archipelago” karya John Crawfurd (1820), dan “Mission to the East Coast of Sumatra” karya John Anderson (1826). Menanggapi tentang isi dari karya-karya itu maka setidaknya memuat tentang beberapa aspek yaitu geografi, sejarah, antropologi, linguistik, dan biologi.

Pemahaman sejarah dalam beberapa dekade akhir ini selalu menimbulkan polemik, John Bastin mengemukakan bahwa realitas awal dari historiografi Indonesia adalah berawal dari tulisan orang Eropa (Marsden, Raffles, dan yang lainnya), konsepsi Barat dalam sejarah memang menganggap bahwa Timur sebagai area yang bermartabat rendah, hal itu terjadi karena menurut asumsi Barat bahwa historiografi di Timur selalu banyak terdapat fiksi dan belum cukup ilmiah. Akan tetapi hal itu banyak ditentang oleh kalangan sejarawan yang ada di Timur, dimana mereka masih terus berusaha dalam upaya merevisi serta menghapus atas stigma yang buruk tersebut, dengan tujuan agar perspektif historiografi Timur juga memiliki nilai yang sama tinggi dengan historiografi Barat (dalam perspektif egaliter).

Berbicara tentang sejarah alamiah maka dalam karya Raffles telah memuat beberapa fakta historis tentang perkembangan Jawa, dalam hal ini maka Raffles menyebut Jawa sebagai sesuatu yang eksotik, yaitu penuh keindahan baik pesona alamnya maupun pesona budayanya, salah satu dari pesona budaya itu berupa macam-macam ritual Jawa. Marsden pada periode sebelum Raffles telah membahas tentang apa saja yang terjadi di Sumatra, sedangkan Symes mengkaji tentang awal ketertarikan Portugis untuk datang ke dunia Timur. Dalam pembahasan tentang Sumatra maka Marsden memberikan sebuah rekomendasi, bahwa sejarah tentang aktivitas manusia merupakan sebuah fakta yang otentik dan dapat dikaji dalam ilmu pengetahuan. Filsuf Perancis biasanya memiliki ambisi untuk mencerahkan dan mengembalikan suatu sejarah pada posisi yang tepat dalam ilmu pengetahuan, hal itu setidaknya dapat diketahui dari pandangan Voltaire yaitu “La science de L’histoire”, kondisi psikologi keilmuan juga dipahami oleh Peter Gay yang mengemukakan bahwa filsuf mempercayai akan kebenaran yang dilihat oleh sejarawan.

Dalam realitas karyanya maka Marsden tidak hanya membahas tentang manusia saja, tetapi juga terdapat pembahasan kondisi alamiah di Sumatra yang didalamnya menjelaskan tentang habitat binatang dan vegetasi tumbuhan. Marsden juga menyinggung tentang fakta kanibalisme dalam kehidupan suku Batak, tampaknya hal ini berhubungan dengan bidang antropologi yang terkesan luar biasa dan mengagumkan, deskripsi etnografi yang dikemukakannya tentang kanibalisme itu berdasarkan kehidupan suku Batak yang dalam kehidupannya terdapat unsur provokatif anomali. Banyak sekali unsur-unsur alamiah yang telah dibahas oleh Marsden dan Raffles, demikian pula pada karya Symes dan Crawfurd. Berbeda dengan pembahasan yang dilakukan oleh Anderson dalam menciptakan karyanya, dalam hal pembahasan sejarah di Asia Tenggara maka Anderson mencoba melepaskan pandangan tentang sejarah yang alamiah, dengan kata lain bahwa ia mencoba segi baru tentang pemetaan sejarah yang diciptakan dengan kreativitas dan pandangan yang baru.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa polemik mengenai historiografi masih belum berhenti hingga saat ini, banyak justifikasi yang menganggap bahwa Barat selalu lebih unggul daripada Timur (seperti yang ada dalam pandangan John Bastin). Kiranya hal itu tidak sepenuhnya benar karena adakalanya dalam segi tertentu Barat lebih unggul, tetapi dalam segi yang lain juga terdapat keunggulan Timur jika dibandingkan Barat. Oleh karena itu dalam menyikapi perdebatan yang belum berakhir ini maka terdapat solusi yang setidaknya dapat menciptakan suatu perdamaian dan kesamaan derajat (egaliter), dengan adanya sikap yang dilandasi dengan cara pandang egaliter maka dapat memungkinkan agar sebuah kelompok tidak serta merta dalam menghujat dan merendahkan kelompok yang lain.

Tradisi pemikiran Eropa biasanya selalu memandang rendah (secara rasial) terhadap wanita dan orang di luar Eropa, padahal sebenarnya wanita dan orang di luar Eropa juga memiliki kontribusi yang penting dalam peranannya. Kritik saya dalam hal ini adalah mengenai anggapan Eropa selalu lebih unggul itu tidak benar, karena dalam sesuatu pasti terdapat nilai yang lebih ataupun kurang (plus minus), dengan demikian maka pemikiran (anggapan) orang Eropa yang buruk itu harus dibuang dan digantikan dengan nilai-nilai akal budi yang bersifat positif baik.

Mengenai karya yang ditulis oleh para petualang Eropa (Marsden, Raffles, Symes, Crawfurd, dan Anderson) dapat dijadikan sebagai sumber acuan tentang sejarah yang ada di Asia Tenggara (tepatnya pada era kolonial), hal itu terjadi karena tulisan para petualang itu menjelaskan tentang kondisi dimana mereka hidup ketika berada di Asia Tenggara. Namun tidak dibenarkan jika dalam karyanya terdapat anggapan bahwa Timur tidak berbudaya (seperti orang Barat), kritik saya dalam hal ini menekankan bahwa sebelum orang Barat datang ke Asia Tenggara maka telah terdapat interaksi antara Asia Tenggara dengan wilayah di luar Asia Tenggara (seperti India dan Cina), dengan demikian maka dapat dibuktikan bahwa budaya Timur sesungguhnya telah lama ada sebelum datangnya orang Barat ke wilayah Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!