Jumat, 14 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Robby Anugerah 3

Raffles’ Source for Traditional Javanese Historigraphy
and the Mackenzie Collections
Kritikan Donald E. Wheatherbee Terhadap “History Of Java” Karya Raffles

Tulisan yang akan saya review adalah sebuah artikel berjudul “Raffles’ Source for Traditional Javanese Historiography and the Mackenzie Cellections” yang ditulis oleh Donald E. Weatherbee. Artikel ini secara umum berisikan kritikan Donald E. Wheatherbee terhadap sumber yang dipakai Raffles untuk menulis buku fenomenalnya “History of Java”. Di mana Donald E Weatherbee memaparkan bahwa Raffles sebenarnya tidak menggunakan sumber asli sebagaimana disebutkan dalam “History of Java”, melainkan merujuk pada catatan atau manuskrip Jacob Albert Van Middelkoop yang secara kebetulan dikoleksi oleh anak buahnya Raffles selama di Jawa, yakni Collin Mackenzie.

Sebagaimana yang disebutkan Raffles, bahwa bukunya “History of Java” bersumber dari tulisan asli dua orang yang memang sudah handal dalam historiografi Jawa. Mereka adalah Panembahan Sumenep, sekretaris pangeran Adi dari Surakarta, dan Sura Adi Menggala, Kyai Adipati Demak. Kedua orang ini memang aktif memberikan sumbangsih dan informasi mengenai sejarah Jawa kepada Raffles. Namun siapa sangka, sumber yang dijelaskan Raffles di dalam “History of Java” pada akhirnya menuai kritik. Kritikan itu datang setelah terungkapnya manuskrip J.A.Van Middelkoop, ia adalah seorang pejabat VOC yang pada saat itu di bawah arahan Jendral Nicholas Engelhard.

Jendral Nicholas Engelhard adalah pejabat VOC yang berdiam di Semarang, Jawa Tengah. Dia sangat apresiasi terhadap historiografi Jawa. Maka dari itu, ia mencoba untuk menterjemahkan naskah sejarah Jawa ke bahasa Belanda, yang kemudian disusun dan dikoleksi menjadi manuskrip oleh J.A.Van Middelkoop. Di dalam manuskrip tersebut banyak memuat informasi sejarah pribumi yang sangat komplit mengenai perpolitikan, ekonomi, geografi, statistik, dan sejarah Jawa kuno. Inilah yang akhirnya menjadi penyebab Donald E. Weatherbee mencurigai bahwa Raffles sebenarnya menggunakan sumber dari manuskrip J.A.Van Middelkoop di dalam bukunya “History of Java”. Apalagi manuskrip tersebut menjadi koleksi Collins Mackenzie (1811-1813) yang merupakan anak buah Raffles semasa berkuasa di Jawa.

Berikut ungkapan Donald E. Weatherbee,
Raffles did note that, "In the course of the narrative, a Dutch abstract of the native history, by Mr. Middelkoop has occasionally been consulted," and the first paragraph  of Chapter 10 has a note referring to "Middel- koop's Collection”. As it turns out, however, large sections of  this chapter and the next are borrowed by unattributed close paraphrase or direct quotation, without indication of quotation, from J.A.Van Middelkoop's manuscript History of Java from the extent of this borrow-ing it can be concluded that Middelkoop's manuscript (hereafter cited as MMS) rather than the old Adipati's contribution served as Raffles' basic  framework.

Secara umum ungkapan di atas mengatakan bahwa Raffles di dalam bukunya “History of Java” terkadang mengakui bahwa ia merujuk dari ringkasan sejarah pribumi yang berasal dari manuskrip J.A.Van Middelton. Tetapi terkadang pula, ia lupa bahwa di bagian yang lain ia mengutip manuskrip tersebut tanpa menyebutkan sumbernya kembali.

Dari beberapa persoalan di atas, sekarang timbul pertanyaan, apakah benar Raffles mengutip sumber dari manuskrip J.A.Van Middelkoop yang saat itu menjadi koleksi Collins Meckenzie?. Penulis hanya bisa berasumsi dengan dua anggapan.
1.      Jika memang benar, Raffles banyak merujuk pada sumber manuskrip J.A.Van Middelkoop sebagaimana yang disebut Donald E.Weatherbee. Maka menurut penulis itu sah-sah saja. Selama rujukan itu disebutkan pula sumbernya. Apalagi sebenarnya, manuskrip J.A. Van Middelkoop hanyalah sebuah catatan yang tidak diteruskan menjadi tulisan ilmiah sebagaimana dilakukan oleh Raffles. Oleh karena itu, keberanian Raffles menyajikan tulisan “History of Java” patut diapresiasikan. Ia orang pertama yang membuka tabir historiografi Jawa melalui kaca mata orientalis. Persoalan sumber yang dipakai, memang menjadi perdebatan. Karena pada saat itu, Raffles lebih terbebani oleh tugasnya sebagai pemimpin di Jawa. Mengumpulkan sumber secara langsung turun ke bawah adalah masih sangat mustahil bagi Raffles. Hanya yang dapat dilakukan Rafless adalah menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk mengumpulkan bahan-bahan mengenai seluk-beluk Jawa guna digarap menjadi sebuah tulisan.
2.      Sebagaimana diuraikan bahwa sumber tulisan Raffles dalam “History of Java” adalah sumbangsih dari tulisan-tulisan lainnya, yang dianggap Raffles sebagai bahan mentah. Ini bisa diartikan bahwa Raffles sebenarnya tidak mengamati langsung untuk mendapatkan data yang akan ia olah menjadi tulisan, melainkan harus berasal dari orang kepercayaannya dulu. Inilah yang menurut penulis menjadi sebuah kelemahan bagi “History of Java” untuk diserang. Kenapa tidak, tulisan yang datanya berasal dari orang lain, tanpa pengamatan langsung, tentu hasilnya akan berbeda dan kemungkinan dianggap tidak memenuhi kreteria orisinil.    

Watherbee, Donald E., Raffles’ Sources for Traditional Javanese Historiography and the Mackenzie Collections. Indonesia. Vol. 26, No. 1. (Oct., 1978), pp. 63-93.

1 komentar:

  1. Sungguh sangat disayangkan buku fenomenal setebal itu tidak memiliki referensi. Artinya sanadnya terputus, dan memutuskan mata rantai para peneliti untuk meneliti suatu hal dengan menjadikan buku ini sebagai rujukan. Pun dengan saya sendiri yang kelimpungan mencari tahu dari mana Raffles membuat tabel Aksara Bud'da itu.
    Terima kasih atas postingannya. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!