Rabu, 12 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Khafidzin Widodo 1

PERAN ORGANISASI STRUKTURAL DAN MITOS DALAM PENULISAN SEJARAH JAWA
Dalam pandangan Anthony H. Johns

Bahwa ada dua kitab penting bilamana ingin mengetahui historiografi Jawa, pertama kitab Pararaton yang  menceritakan pendiri Kerajaan Singasari di Jawa Timur tahun 1222-1292. Kedua, Babad Tanah Jawi  menceritakan Kerajaan Mataram di Jawa Tengah tahun 1582-1749.

Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan, bahwa  Raja Mataram merupakan perpaduan antara Dewa Hindu dan Nabi Muslim, sehingga oleh intelektual  Eropa dianggap sebagai dongeng karena banyak fiksinya dibanding faktanya. Sedangkan Pararaton menceritakan Ken Arok sebagai pendiri Singasari dan Majapahit yang naik tahta tahun 1222. Dalam mitos diceritakan bahwa Ken Arok adalah merupakan reinkarnasi raja, yang rela menjadi korban manusia demi Yamadipati dan pintu Tuhan di Jawa. Setelah kematiannya ia akan kembali ke surga Wisnu, dan akan terlahir kembali sebagai mahluk unggulan di Singasari.

Ketika kecil ia dipelihara dan dirawat oleh seorang pencuri, sehingga kehidupannya diwarnai kejahatan seperti : perjudian, perampokan, dan pencurian. Namun ia diselamatkan oleh Tuhan melalui Batara Guru (siwa) yang menyatakan bahwa Ken Arok adalah anaknya yang akan membawa stabilitas dan kekuatan Jawa. Selanjutnya ia bertemu Lohgawe, seorang Brahmana dari India yang diutus Dewa Wisnu untuk menemui Ken Arok dan mengadopsi sebagai anak.

Melalui Lohgawe, Ken Arok mengabdi di Tumapel yang dipimpin oleh Tunggul Ametung yang beristrikan Ken Dedes. Loh Gawe menjelaskan pada Ken Arok bahwa siapapun yang dapat memperistri Ken Dedes akan menjadi raja dalam Kerajaan yang universal, sehingga Ken Arok membunuh Tunggul Ametrung menggunakan keris buatan Empu Gandring. Alhasil ken Arok dapat mengalahkan raja Kediri dan menjadi penguasa di Jawa Timur.

Bila ditinjau dari kacamata ilmu sejarah maka, kitab Pararaton  pada bagian awalnya tidak dapat dianggap sebagai sejarah karena tidak didukung oleh fakta-fakta, tetapi ketika Ken Arok naik tahta sebagai Raja Rajasa kitab Pararaton memiliki nilai sejarah, karena adanya fakta prasati dan sumber-sumber cina yang menjelaskannya.

Disisi lain Babad Tanah Jawi menjelaskan Senopati sebagai pendiri Kerajaan Mataram tahun 1582 yang merupakan sinkritis antara Hindu dan Islam (Singasari, Pajajaran, Majapahit, Demak, dan Pajang). Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah oleh raja Sultan Agung tahun 1613-1645  yang merupakan cucu Senopati.

Senopati adalah pewaris Majapahit yang menikahi bidadari dari langit dan melahirkan Ki Ageng Selo, mempunyai kekuatan Magis. Pertama, ketika ia tiduran di atas batu pada malam hari terlihat sebuah bintang jatuh dari langit bercahaya serta memberitahunya bahwa ia menjadi raja dan penguasa Jawa. Kedua, ketika di pantai selatan ia berdoa (yoga), yang kemudian muncul badai besar, air laut bergelombang tinggi, keluar angin ribut yang merobohkan pepohonan. Kemudian keluar penguasa laut selatan Nyi Roro Kidul yang selanjutnya dinikahinya, yang kemudian akan menjadi istri para raja Mataram.

Menyimak dua kitab (Pararaton dan Babad Tanah jawi), maka pandangan berbeda akan muncul. Pararaton dapat dipandang bisa dijadikan sumber dalam penulisan sejarah Jawa, hal ini diperkuat adanya fakta-fakta sejarah seperti prasasti dan sumber-sumber dari Cina. Sedangkan Babad Tanah jawi yang menceritakan silsilah raja dan sastra, hanya dapat dijadikan alat bantu dalam menulis sejarah Jawa.  Hal ini sesuai dengan pendapat C.C. Berg yang mengatakan bahwa Babad Tanah Jawi adalah teks resmi yang dikeluarkan oleh Sultan Agung sebagai alat legitimasi yang tidak menggambarkan masa lalu tetapi sihir sastra belaka. Pendapat Berg bertentangan dengan pendapat M.C Riklef yang menulis tentang Islam dari sumber suluk kronik syair Islam klasik  tetapi dapat menghadirkan fakta-fakta, padahal banyak orang berpendapat bahwa suluh tidak dapat menghadirkan fakta karena tidak menjelaskan realitas sejarah. Mengacu pendapat ini, maka dapat dikatakan meskipun Babad Tanah Jawi bayak mengandung unsur yang tidak logis atau tidak menjelaskan realitas sejarah, namun

kitab tersebut bila peneliti mampu melakukan kritik sumber yang baik tentunya Babad Tanah Jawi akan dapat menghadirkan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk menulis sejarah Jawa atau lebih khusus Mataram atau lainnya.

Adanya dua karya besar sejarah tersebut, menuntut peran organisasi struktural di masa sekarang untuk melestarikan, meneliti, dan mengkaji secara obyektif dan mendalam serta mewariskan sejarah yang valid untuk generasi yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!