Jumat, 14 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Krida Amalia H 2

SEX, RACE, AND THE CONTRACT
Dalam Karya “Textual Empires” by Anthony H. Jhons

Kontrak Sosial
Quilty dalam Textual Empires menyampaikan hasil pengamatannya terhadap karya Marsden (History of Sumatra), Symes (Embassy to the Kingdom of Ava), Raffles (History of Java), Crawfurd (History of the Indian Archipelago), dan Anderson (Mission to the East Coast of Sumatra). Kelima karya yang dibahas menunjukkan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa saat itu mempengaruhi cara pandang bangsa Eropa terhadap koloninya. Pada bab ketiga Quilty menguraikan bagaimana kelima karya tersebut memandang gender dan ras dalam kontrak dan teori ekonomi.

Kontrak sosial dijelaskan oleh Quilty sebagai penyerahan kebebasan-kebebasan dasar untuk mendapatkan perlindungan dan kesetaraan dalam kebebasan sipil. Dalam konteks Asia Tenggara pada masa kolonialisme kontrak sosial terjadi antara individu dengan penguasa lokal dan antara penguasa dengan bangsa Eropa. Meski secara teori kontrak sosial terjadi antara dua pihak yang setara, Marsden, Raffles, Symes, Crawfurd, dan Anderson memiliki kecenderungan untuk menempatkan pihak Inggris lebih tinggi dari pada penguasa lokal, meski hal ini tidak disampaikan secara terbuka. Patriarki menjadi salah satu produk dari kontrak sosial yang menurut John Locke merupakan hasil kesepakatan untuk menjaga agar hubungan antar individu tetap harmonis. Kontrak sosial menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang menyebabkan terpinggirnya kelompok tertentu untuk kepentingan kelompok yang lain. Dalam hal ini yang terpinggir adalah perempuan dan beberapa ras tertentu. 

Secara umum karya Quilty ini nampak seperti rangkuman dari lima karya yang telah disebutkan sebelumnya dengan kajian yang kurang mendalam. Meski demikian, dari karya ini setidaknya dapat dilihat cara pandang bangsa kolonial terhadap koloninya. Bangsa kolonial cenderung untuk memandang dirinya lebih tinggi dari bangsa pribumi. Dengan seperangkat metodologi ilmu pengetahuan modern mereka memandang wilayah koloni dengan sudut pandang mereka sendiri. Hasilnya, sejarah Asia Tenggara dalam penulisan sejarah kolonial adalah sejarah bangsa Eropa di Asia Tenggara dan bukanlah sejarah masyarakat Asia tenggara itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!