Jumat, 14 Oktober 2011

Tugas Review Historiografi Krida Amalia H 3

Raffles’ Sources for Traditional Javanese Historiography and the Mackenzie Collections
Melacak Sumber Penulisan Raffles

Kita sering menemukan anggapan orientalis Eropa yang menyatakan bahwa merekalah yang membuat sejarah bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa Asia dan Afrika dianggap tidak memiliki sejarah sebelum kedatangan bangsa Eropa. Saat bangsa Eropa datang, saat itulah sejarah dimulai. Anggapan ini tentu menimbulkan berbagai kritik, terutama pada masa kini di mana para sejarawan telah melihat teks-teks kuno dan tradisi lisan sebagai sumber yang patut dipertimbangkan. Namun demikian, tidaklah keliru bila bangsa Eropa memiliki sumbangan besar dalam penulisan sejarah Asia dan Afrika. Dalam penulisan sejarah Jawa misalnya, History of Java karya Raffles masih menjadi rujukan hingga saat ini.

Raffles tidak bekerja sendiri dalam penulisan History of Java. Ia melibatkan orang lain yang ia biayai untuk mengumpulkan sumber dan informasi dari berbagai tempat. Mackenzie adalah salah satunya. Donald E. Weatherbee dalam artikel “Raffles' Sources for Tradisional Javanese Historiography and The Mackenzie Collections”  berusaha untuk mengkaji sumber-sumber yang digunakan oleh Raffles dengan melihat manuskrip yang berhasil dikumpulkan oleh Mackenzie.

Raffles mengakui bahwa tulisannya menggunakan sumber-sumber tulisan lokal yang diberikan oleh Sura Adimenggala. Ia juga mengaku telah memeriksa manuskrip milik Middelkoop yang berkebangsaan Belanda. Namun dalam tulisannya Raffles lebih banyak mengutip manuskrip Middelkoop daripada Sura Adimenggala, meski untuk itu Raffles tidak memberi keterangan yang jelas bahwa ia telah mengutip catatan Middelkoop. Mackenzie mengumpulkan bahan-bahan, yang dibutuhkan Raffles dalam penulisan History of Java, dari berbagai sumber: reruntuhan Perpustakaan Sultan di Kraton Yogyakarta dan berbagai koleksi yang ia beli dan ia kumpulkan dalam perjalanan, beberapa merupakan pemberian pejabat Belanda dan para Bupati dan beberapa lainnya merupakan salinan dari manuskrip yang dimiliki oleh para Bupati yang ditulis dengan izin pemiliknya.

Dilihat dari asal sumber-sumber yang didapat Mackenzie, nampak bahwa sumber-sumber ini tidak saja berasal dari Kraton yang merupakan pusat kekuasaan politik tetapi juga dari wilayah-wilayah “pinggir” yang jauh dari pusat kekuasaan. Hal ini memungkinkan adanya sudut pandang yang beragam dari sumber-sumber tersebut. Selain masalah keterbatasan biaya dan waktu, Mackenzie menemukan kesulitan dalam penerjemahan sumber. Seperti telah diketahui teks-teks Jawa memiliki karakteristik khusus seperti penggunaan simbol, bentuk penulisan dan bahasa yang berbeda dari bahasa sehari-hari. Hal ini tentu menyulitkan, terutama bagi orang Eropa. Di samping itu Mackenzie juga mendapatkan sumber-sumber dari bahan terjemahan berbahasa Belanda yang belum tentu tepat pula.
Perbandingan antar teks yang dilakukan Weatherbee menunjukkan adanya hubungan antara manuskrip yang ditulis Middelkoop dengan tulisan Raffles. Middelkoop membuat catatan yang lebih rinci dari pada Raffles. Middelkoop dalam penulisannya meninggalkan mitos dan kata-kata yang dibesar-besarkan yang menjadi salah satu ciri teks Jawa. Hal ini nampak pula dalam tulisan Raffles, sehingga dapat disimpulkan bahwa Raffles dalam penulisannya banyak mengacu pada Middelkoop.

Sumbangan Middelkoop pada penulisan History of Java menunjukkan bahwa upaya penyelidikan sejarah Jawa telah dilakukan oleh bangsa Eropa sebelumnya. Raffles dan Mackenzie nampaknya enggan untuk mengakui hal ini. Di sini diperlihatkan bagaimana bangsa Eropa bersaing tidak hanya dalam pengaruh politik dan eksploitasi ekonomi tetapi juga dalam melakukan penyelidikan ilmiah wilayah koloni. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam berkomentar sangat diutamakan!